BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Di negara berkembang, ilmu pengetahuan dan industri telah maju tetapi
telah menimbulkan pencemaran lingkungan dan polusi. Ditambah lagi, dengan
masalah merokok, mengakibatkan penyakit PPOM (Penyakit Paru Obstruktif Menahun)
menjadi masalah besar. WHO memperkirakan bahwa sekitar sepertiga dari penduduk
dewasa sedunia, atau 1,1 milyar orang, 200 juta jiwa diantaranya wanita, adalah
perokok. Data menunjukan bahwa di seluruh dunia sekitar 47% pria dan 12% wanita
adalah perokok. Dinegara-negara berkembang, 48% dari pria dan 7% dari wanitanya
adalah perokok. sementara di negara maju
tercatat 42% dari pria dan 24% dari wanitanya adalah perokok. (Saefullah 1996
& A. Setiono Mangunprasojo 2005).
Hadiarto Mangunnegoro menambahkan Penyakit Paru Obstruktif Menahun akan meningkat di negara-negara
berkembang seiring dengan peningkatan jumlah perokok. Penyakit yang ditandai
oleh sesak nafas karena terhambatnya aliran udara di saluran pernafasan ini
bersifat progresif nonreversible (terus
memburuk dan tidak bisa pulih). Kalaupun pulih hanya sebagian kecil. Di
Indonesia, berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, PPOM
menduduki peringkat keenam dari sepuluh penyakit penyebab kematian.
Penyakit
Paru-Paru Obstrukatif Menahun (PPOM) merupakan suatu istilah yang sering
digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan
ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran
patofisiologi utamanya.
Ketiga penyakit yang
membentuk satu kesatuan yang dikenal dengan sebutan PPOM adalah Bronkitis
kronik, emfisema paru-paru dan Asma bronkhiale.
(Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson. 1995). Dalam PPOM, aliran
udara ekspirasi mengalami obstruksi yang kronis dan pasien mengalami kesulitan
dalam bernafas.(Charlene J. Reeves dkk. 2001). PPOM merupakan penyakit
obstruksi jalan nafas, obstruksi tersebut umumnya bersifat progresif, bisa
disertai hiperaktifitas bronkus dan sebagian bersifat reversible. (Arif
Mansjoer, dkk. 2001). Hadiarto juga mengungkapkan faktor penyebab PPOM adalah
lingkungan dan gaya hidup, yang sebagian besar bisa dicegah. Merokok
diperkirakan menjadi penyebab timbulnya 80-90% kasus PPOM. Faktor resiko lainya
yaitu status pekerjaan, polusi udara (perokok pasif, lingkungan dekat daerah
pertambangan / dekat jalan raya). Selain itu ada beberapa peneliti lain yaitu :
E.Soeria Soemantri, Anna Uyainah Z.N Tahun 2001 mengatakan selain faktor
diatas, PPOM dapat disebabkan oleh faktor ; Riwayat infeksi saluran pernafasan
dan bersifat genetic.
Pada saat ini,
penderita penyakit paru-paru yang datang berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah
Abdoel Moeloek Propinsi Lampung, untuk rawat jalan tergolong tinggi. Khusus
penyakit paru obstruktif menahun (PPOM) untuk periode januari 2006 – Maret 2006
berjumlah 1.252 pasien.
Dari pre survei
penelitian pada tanggal 6 mei 2006 bahwa dari 10 orang pasien penderita PPOM
50% diantaranya mempunyai riwayat perokok dan tinggal di daerah perkotaan, 30%
mempunyai riwayat infeksi saluran pernafasan atau alergi. Bedasarkan
fenomena-fenomena di atas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang
bagaimana faktor-faktor resiko PPOM pada pasien rawat jalan di Ruang ZZZ.
1.2 Identifikasi masalah
Dari latar
belakang masalah di atas Penulis dapat mengidentifikasi masalah yaitu :
a.
Masih tingginya angka kejadian PPOM di Ruang ZZZ. Pada
periode Januari 2006 – Maret 2006 terdapat 1.252 kasus PPOM yang datang berobat
rawat jalan ke RSUD ZZZ.
Dari data pre survey
didapatkan dari 10 orang penderita yang dirawat Terdapat 50% penderita
mempunyai riwayat merokok dan tinggal di daerah perkotaan, 30% penderita
mempunyai riwayat infeksi saluran pernafasan atau alergi.
b.
Adanya berbagai faktor penyebab tarjadinya PPOM
diantaranya : riwayat merokok, polusi udara (tempat tinggal klien), tempat
kerja klien, riwayat infeksi saluran pernafasan aatau alergi, bersifat genetik.
1.3 Perumusan Masalah
Dari identifikasi di atas peneliti merumuskan masalah “Bagaimana gambaran
faktor-faktor resiko penyakit PPOM pada pasien yang berobat rawat jalan di Ruang
ZZZ tahun 2006”.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1
Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran Faktor-faktor
Resiko PPOM Pada Pasien Yang Berobat Rawat Jalan di Ruang ZZZ.
1.4.2
Tujuan Khusus
1.
Dapat di peroleh gambaran kebiasaan merokok pasien PPOM
yang berobat rawat jalan di Ruang ZZZ.
2.
Dapat diperoleh gambaran faktor polusi udara yang
menyebabkan PPOM.
3.
Dapat diperoleh gambaran riwayat infeksi saluran
pernafasan dan alergi klien PPOM yang berobat rawat jalan di Ruang ZZZ.
4.
Dapat diperoleh faktor genetik, klien PPOM yang berobat
rawat jalan di ruang paru RSUD ZZZ.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat
penelitian ini adalah :
1.5.1
Penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan
penulis tentang faktor penyebab PPOM pada pasien yang dirawat di Rumah Sakit
ZZZ.
1.5.2
Bagi institusi pendidikan Poltekkes Jurusan Keperawatan
sebagai bahan masukan dan referensi
dalam penelitian lebih lanjut.
1.5.3
Sebagai masukan bagi subyek untuk mengetahui
faktor penyebab PPOM.
1.5.4
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan
bagi Rumah Sakit Umum ZZZ untuk dapat meningkatkan penyuluhan tentang
faktor-faktor penyebab PPOM khususnya terhadap penderita yang dirawat di ruang ZZZ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar