assalamualaikum wr.wb untuk pembukaan 'Jangan habiskan waktumu memikirkan seseorang yg bahkan sedetikpun tak pernah memikirkanmu''Hanya karena seseorang tersenyum padamu, tak berarti dia menyukaimu. Jangan terlalu berharap'' Kita melupakan mimpi kita karena takut gagal dalam meraihnya atau bahkan yang terburuk kita takut karena akan berhasil meraihnya 'cukup sekian semoga anda senang dengan blog ini :D

Sabtu, 16 Juni 2012

Faktor-faktor Pasien Yang Berobat Rawat Jalan


BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Di negara berkembang, ilmu pengetahuan dan industri telah maju tetapi telah menimbulkan pencemaran lingkungan dan polusi. Ditambah lagi, dengan masalah merokok, mengakibatkan penyakit PPOM (Penyakit Paru Obstruktif Menahun) menjadi masalah besar. WHO memperkirakan bahwa sekitar sepertiga dari penduduk dewasa sedunia, atau 1,1 milyar orang, 200 juta jiwa diantaranya wanita, adalah perokok. Data menunjukan bahwa di seluruh dunia sekitar 47% pria dan 12% wanita adalah perokok. Dinegara-negara berkembang, 48% dari pria dan 7% dari wanitanya adalah perokok.  sementara di negara maju tercatat 42% dari pria dan 24% dari wanitanya adalah perokok. (Saefullah 1996 & A. Setiono Mangunprasojo 2005).

Hadiarto Mangunnegoro menambahkan Penyakit Paru Obstruktif  Menahun akan meningkat di negara-negara berkembang seiring dengan peningkatan jumlah perokok. Penyakit yang ditandai oleh sesak nafas karena terhambatnya aliran udara di saluran pernafasan ini bersifat progresif nonreversible (terus memburuk dan tidak bisa pulih). Kalaupun pulih hanya sebagian kecil. Di Indonesia, berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, PPOM menduduki peringkat keenam dari sepuluh penyakit penyebab kematian.
Penyakit Paru-Paru Obstrukatif Menahun (PPOM) merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya.
Ketiga penyakit yang membentuk satu kesatuan yang dikenal dengan sebutan PPOM adalah Bronkitis kronik, emfisema paru-paru dan Asma bronkhiale.  (Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson. 1995). Dalam PPOM, aliran udara ekspirasi mengalami obstruksi yang kronis dan pasien mengalami kesulitan dalam bernafas.(Charlene J. Reeves dkk. 2001). PPOM merupakan penyakit obstruksi jalan nafas, obstruksi tersebut umumnya bersifat progresif, bisa disertai hiperaktifitas bronkus dan sebagian bersifat reversible. (Arif Mansjoer, dkk. 2001). Hadiarto juga mengungkapkan faktor penyebab PPOM adalah lingkungan dan gaya hidup, yang sebagian besar bisa dicegah. Merokok diperkirakan menjadi penyebab timbulnya 80-90% kasus PPOM. Faktor resiko lainya yaitu status pekerjaan, polusi udara (perokok pasif, lingkungan dekat daerah pertambangan / dekat jalan raya). Selain itu ada beberapa peneliti lain yaitu : E.Soeria Soemantri, Anna Uyainah Z.N Tahun 2001 mengatakan selain faktor diatas, PPOM dapat disebabkan oleh faktor ; Riwayat infeksi saluran pernafasan dan bersifat genetic.
Pada saat ini, penderita penyakit paru-paru yang datang berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek Propinsi Lampung, untuk rawat jalan tergolong tinggi. Khusus penyakit paru obstruktif menahun (PPOM) untuk periode januari 2006 – Maret 2006 berjumlah 1.252 pasien.
Dari pre survei penelitian pada tanggal 6 mei 2006 bahwa dari 10 orang pasien penderita PPOM 50% diantaranya mempunyai riwayat perokok dan tinggal di daerah perkotaan, 30% mempunyai riwayat infeksi saluran pernafasan atau alergi. Bedasarkan fenomena-fenomena di atas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang bagaimana faktor-faktor resiko PPOM pada pasien rawat jalan di Ruang ZZZ.
1.2  Identifikasi masalah
Dari latar belakang masalah di atas Penulis dapat mengidentifikasi masalah yaitu :
a.       Masih tingginya angka kejadian PPOM di Ruang ZZZ. Pada periode Januari 2006 – Maret 2006 terdapat 1.252 kasus PPOM yang datang berobat rawat jalan ke RSUD ZZZ.
Dari data pre survey didapatkan dari 10 orang penderita yang dirawat Terdapat 50% penderita mempunyai riwayat merokok dan tinggal di daerah perkotaan, 30% penderita mempunyai riwayat infeksi saluran pernafasan atau alergi.
b.      Adanya berbagai faktor penyebab tarjadinya PPOM diantaranya : riwayat merokok, polusi udara (tempat tinggal klien), tempat kerja klien, riwayat infeksi saluran pernafasan aatau alergi, bersifat genetik.
1.3  Perumusan Masalah
Dari identifikasi di atas peneliti merumuskan masalah “Bagaimana gambaran faktor-faktor resiko penyakit PPOM pada pasien yang berobat rawat jalan di Ruang ZZZ tahun 2006”.
1.4  Tujuan Penelitian
1.4.1        Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran Faktor-faktor Resiko PPOM Pada Pasien Yang Berobat Rawat Jalan di Ruang ZZZ.
1.4.2        Tujuan Khusus
1.      Dapat di peroleh gambaran kebiasaan merokok pasien PPOM yang berobat  rawat jalan di Ruang ZZZ.
2.      Dapat diperoleh gambaran faktor polusi udara yang menyebabkan PPOM.
3.      Dapat diperoleh gambaran riwayat infeksi saluran pernafasan dan alergi klien PPOM yang berobat rawat jalan di Ruang ZZZ.
4.      Dapat diperoleh faktor genetik, klien PPOM yang berobat rawat jalan di ruang paru RSUD ZZZ.
1.5  Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1.5.1        Penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan penulis tentang faktor penyebab PPOM pada pasien yang dirawat di Rumah Sakit ZZZ.
1.5.2        Bagi institusi pendidikan Poltekkes Jurusan Keperawatan sebagai  bahan masukan dan referensi dalam penelitian lebih lanjut.
1.5.3        Sebagai masukan bagi subyek untuk mengetahui faktor  penyebab PPOM.
1.5.4        Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit Umum ZZZ untuk dapat meningkatkan penyuluhan tentang faktor-faktor penyebab PPOM khususnya terhadap penderita yang dirawat di ruang ZZZ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar